Rabu, 16 Desember 2009

menit2 terindah untuk bersamaNya

Saturday, 20 September 2008
ImageSumber : Arsip Millist DT

Tempat mengadu, meminta, dan kembali segala urusan bagi orang beriman hanyalah Allah, Rasulullah memberitahukan menit-menit yang sangat berharga untuk menghadap dan memohon kepada Allah



1. Waktu sepertiga malam terakhir saat orang lain terlelap dalam tidurnya, Allah SWT berfirman:

"....Mereka para muttaqin sedikit sekali tidur di waktu malam, dan di akhir malam, mereka memohon ampun kepada Allah." (QS Adz Dzariyat: 18-19).

Rasulullah SAW bersabda: "Rabb (Tuhan) kita turun disetiap malam ke langit yang terendah, yaitu saat sepertiga malam terakhir, maka Dia berfirman: Siapa yang berdoa kepadaKu maka Aku kabulkan, siapa yang meminta kepadaKu maka Aku berikan kepadanya, dan siapa yang meminta ampun kepadaKu maka Aku ampunkan untuknya." (HR Al Bukhari)

Dari Amr bin Ibnu Abasah mendengar Nabi SAW bersabda: "tempat yang paling mendekatkan seorang hamba dengan Tuhannya adala saat ia dalam sujudnya dan jika ia bangun melaksanakan sholat pada sepertiga malam yang akhir. Karena itu, jika kamu mampu menjadi orang yang berzikir kepada Allah pada saat itu maka jadilah." (HR At Tirmidzi dan Ahmad)


2. Waktu antara adzan dan iqamah, saat menunggu shalat berjamaah

Rasulullah SAW bersabda: "Doa itu tidak ditolak antara adzan dan iqamah, maka berdoalah!" (HR Ahmad dan Ibnu Hibban)

Hadits Abdullah bin Amr Ibnul Ash ra, bahwa ada seorang laki-laki berkata: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya para muadzin itu telah mengungguli kita," maka Rasulullah SAW bersabda: "Ucapkanlah seperti apa yang diucapkan oleh para muadzan itu dan jika kamu selesai (menjawab), maka memohonlah, kamu pasti diberi". (HR Abu Dawud dan Ibnu Hibban)


3. Pada waktu sujud, yaitu sujud dalam shlat atau sujud-sujud lain ang diajarkan Islam. (seperti sujud syukur, sujud tilawah dan sujud sahwi)

"Kedudukan hamba yang paling dekat dengan Tuhannya adalah ketika ia dalam keadaan sujud, maka perbanyaklah doa." (HR Muslim)

Dan dalam hadits Ibnu Abbas ra, ia berkata: "Rasulullah SAW membuka tabir (ketika beliau sakit), sementara orang-orang sedang berbaris (sholat ) dibelakang Abu Bakar ra, maka Rasulullah SAW bersabda; ""Wahai sekalian manusia, sesungguhnya tidak tersisa dari mubasysyirat nubuwwah (kabar gembira lewat kenabian) kecuali mimpi baik yang dilihat oleh seorang muslim atau diperlihatkan untuknya. Ingatlah bahwasanya aku dilarang untuk membaca Al Qur'an ketika ruku' atau ketika sujud. Adapun didalam ruku', maka agungkanlah Allah dan adapun di salam sujud, maka bersungguh-sunguhla h berdoa, sebab (hal itu) pantas dimaqbulkan bagi kamu semua." (HR Muslim)


4. Setelah sholat fardhu. Yaitu setelah melaksanakan sholat-sholat wajib yang lima waktu, termasuk sehabis sholat Jumat

Allah berfirman: "dan bertasbihlah kamu kepadaNya di malam hari dan selesai sholat" (QS Qaaf: 40)
"Rasulullah SAW ditanya tentang kapan doa yang paling didengar (oleh Allah), maka beliau bersabda: "Tengah malam terakhir dan setelah sholat-sholat yang diwajibkan." (HR At Tirmidzi)


5. Waktu-waktu khusus, tetapi tidak diketahui dengan pasti batasan-batasannya

"Sesungguhnya di malam hari ada satu saat (yang mustajab), tidak ada seorang muslim pun yang bertepatan pada waktu itu meminta kepada Allah kebaikan urusan dunia dan akhirat melainkan Allah pasti memberi kepadanya." (HR Muslim)

Dalam kitab Al JAwabul Kafi dijelaskan: "...JIka doa itu disertai dengan hadirnya kalbu dan dalam penuh khusyu' terhadap apa yang diminta dan bertepatan dengan salah satu dari waktu-waku yang ijabah yang enam itu yaitu: (1). sepertiga akhir dari wakt malam, (2). ketika adzan, (3). waktu antara adzan dan iqamah, (4). setelah sholat-sholat fardhu, (5) ketika imam naik ke atas mimbar pada hari Jumat sampai selesainya sholat Jumat pada hari itu, (6). waktu terakhir setelah Ashar".

Humas DT Jakarta - 2008


Menjadi Anggota Millist Daarut Tauhiid
(http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/ )
==================================================
-Berlangganan: email ke daarut-tauhiid-subscribe@yahoogroups.comThis email address is being protected from spam bots, you need Javascript enabled to view it
-Berhenti : email ke daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.comThis email address is being protected from spam bots, you need Javascript enabled to view it

Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
==================================================

puisi

Friday, 14 August 2009
'; writethis(jsval);//-->

Image



BERCERMIN DIRI

Tatkala kudatangi sebuah cermin
Tampak sesosok yang sangat lama kukenal dan sangat sering kulihat
Namun aneh , sesungguhnya aku belum mengenal siapa yang kulihat

Tatkala kutatap wajah , hatiku bertanya . Apakah wajah ini yang kelak akan
bercahaya bersinar indah di surga sana ?
Ataukah wajah ini yang kelak akan hangus legam di neraka Jahannam

Tatkala kutatap mata, nanar hatiku bertanya
Mata inikah yang akan menatap penuh kelezatan dan kerinduan….
Menatap Allah , menatap Rasulullah , menatap kekasih-kekasih Allah kelak ?
Ataukah mata ini yang terbeliak , melotot , menganga , terburai menatap
Neraka Jahannam………..
'; writethis(jsval);//-->

Akankah mata penuh maksiat ini akan menyelamatkan ?
Wahai mata , apa gerangan yang kau tatap selama ini ?

Tatkala kutatap mulut , apakah mulut ini yang kelak akan mendesah penuh
kerinduan .. Mengucap laa ilaaha ilallah saat malaikat maut datang
menjemput ?


Ataukah menjadi mulut menganga dengan lidah menjulur , dengan lengking
jeritan pilu yang akan mencopot sendi-sendi setiap pendengar.



Ataukah mulut ini menjadi pemakan buah zaqum jahannam ..yang getir

penghangus , penghancur setiap usus.

Apakah gerangan yang engkau ucapkan wahai mulut yang malang ?

Berapa banyak dusta yang engkau ucapkan ?



Berapa banyak hati-hati yang remuk dengan pisau kata-katamu yang

mengiris tajam

Berapa banyak kata-kata manis semanis madu yang palsu

yang engkau ucapkan untuk menipu ?

Betapa jarang engkau jujur.

Betapa langkanya engkau syahdu memohon agar Tuhan mengampunimu.



Tatkala kutatap tubuhku.

Apakah tubuh ini kelak yang akan penuh cahaya …

Bersinar , bersukacita , bercengkrama di surga ?

Atau tubuh ini yang akan tercabik-cabik hancur , mendidih , di dalam lahar

membara jahannam , terpasung tanpa ampun , derita yang tak pernah berakhir

Wahai tubuh , berapa banyak maksiat yang engkau lakukan ?

Berapa banyak orang-orang yang engkau zalimi dengan tubuhmu ?

Berapa banyak hamba-hamba Allah yang lemah yang engkau

tindas dengan kekuatanmu ?

Berapa banyak perindu pertolongan yang engkau acuhkan tanpa peduli

padahal engkau mampu ?

Berapa banyak hak-hak yang engkau rampas ?



Ketika kutatap hai tubuh

Seperti apa gerangan isi hatimu

Apakah isi hatimu sebagus kata-katamu

Atau sekotor daki-daki yang melekat di tubuhmu

Apakah hatimu segagah ototmu

Atau selemah daun-daun yang mudah rontok

Ataukah hatimu seindah penampilanmu

Ataukah sebusuk kotoran-kotoranmu



Betapa beda ..betapa beda …apa yang tampak di cermin

dengan apa yang tersembunyi

Betapa beda apa yang tampak di cermin dan apa yang tersembunyi

Aku telah tertipu , aku tertipu oleh topeng

Betapa yang kulihat selama ini hanyalah topeng, hanyalah topeng belaka

Betapa pujian yang terhambur hanyalah memuji topeng

Betapa yang indah ternyata hanyalah topeng..

Sedangkan aku … hanyalah seonggok sampah busuk yang terbungkus

Aku tertipu , aku malu ya Allah

Allah ..selamatkan aku..Amin ya Rabbal ‘alamin



Abdullah Gymnastiar

selamat hari bunda untuk para ibu yang menginginkan menjadi seorang bunda

alhamdulillah mal diberi kesempatan untuk membaca pesan ini,,
terimakasih...
---- Pesan Diteruskan ----
Dari: Syarif Niskala
Kepada: daarut-tauhiid@yahoogroups.com
Terkirim: Jum, 11 Desember, 2009 17:54:07
Judul: [daarut-tauhiid] Ibu atau Bunda?



*Ibu atau Bunda?*

*Oleh Syarif Niskala (also blogged at syarifniskala. com)*

*Menurut pengertian baku yang disepakati oleh forum ahli Bahasa Indonesia,
kata ibu memiliki makna wanita yang telah melahirkan seseorang.. Dengan itu,
seorang istri dapat secara otomatis menjadi seorang ibu manakala telah mampu
melahirkan seorang bayi. Jadi setiap wanita yang sehat organ reproduksinya
akan bisa menjadi seorang ibu, tentunya.*

*Ibu adalah peran logis dari seorang wanita yang mampu melahirkan bayi.
Tugas ibu adalah melahirkan bayi. Hal-hal lain terkait kebutuhan primer bayi
seperti memberikan susu, memandikan, menyuapi, memakai baju, bermain, dan
lain-lain, dapat sepenuhnya ditangani oleh seorang baby sitter.*

Dulu, sebelum teknologi kedokteran mampu mengenali dan mempersiapkan
kelahiran bayi dengan baik, prosesi melahirkan adalah benar-benar gerbang
antara dua alam (dunia dan kubur). Tingkat meninggal ibu-ibu akibat
melahirkan demikian tinggi. Beruntungnya, pelan-pelan teknologi telah mampu
mengantisipasi banyak hal seputar kelahiran sehingga pada masyarakat yang
terlayani medis dengan baik, prosesi kelahiran bisa menjadi momentum
perayaan yang direncanakan.. Masih ingat tanggal 09-09-09? Banyak sekali
ibu-ibu yang memilih tanggal tersebut untuk kelahiran bayinya, tentu saja
dengan cara bedah *caesar*.

*--*

*Bagaimana dengan kata bunda? Menurut proses pembentukan kata, kata bunda
berasal dari kata ibunda. Entah apa latar belakang sejarahnya, tapi makna
terasa dari kata ibunda atau bunda adalah adanya keterkaitan antara ibu
dengan anak. Mungkinkah ibunda merupakan paduan dari kata ibu + ananda?
Entahlah. Yang pasti, seseorang menggunakan kata ibunda untuk merujuk sebuah
penghormatan yang besar antara hubungan anak dan ibu. Seseorang dapat tetap
mengklaim sebagai ibu seorang anak asalkan dapat membuktikan anak itu
terlahir dari rahimnya. Sedangkan untuk mengklaim seorang bunda, tentu tidak
semudah itu kan?*

*Menjadi seorang bunda tidak dapat diraih hanya dalam waktu setahun. Menjadi
seorang bunda membutuhkan kebijakan, kematangan emosi, kedalaman maaf,
pengetahuan yang cukup, wawasan yang memadai, kesabaran yang takberbatas,
keringat takpupus dikeringkan, tatapan penuh kasih sepanjang waktu, belaian
tangan tulus (bukan lembut karena tidak semua tangan penuh kasih itu
berkulit halus), serta tegur empati sapa bersahabat. Menjadi bunda adalah
aktualisasi kasih sepanjang hayat. Menjadi bunda adalah pilihan, bukan
keniscayaan logis kehamilan. Sebagai ibu, Anda dapat memutuskan jadi bunda
atau hanya menjadi ibu, seperti yang telah dipertontonkan oleh banyak ibu
yang meninggalkan bayi begitu saja.*

Menjadi bunda membutuhkan persiapan, latihan, dan pengetahuan, terutama
terkait keberhasilan proses pengasuhan (pendidikan + perawatan). Pendidikan
untuk membangun mental dan perilaku baik manusia baru yang dititipkan
melalui rahim ibu. Perawatan untuk memastikan hak-hak fisiknya terpenuhi
sehingga secara fisik memiliki badan sehat dan kuat. Dengan demikian, insan
(mental, perilaku, tubuh) paripurna menjadi kewajiban hukum sebab-akibat
untuk melahirkannya.

Sahabat-sahabat wanita yang budiman, apakah yang selama ini Anda persiapkan?
Menjadi ibu ataukah menjadi bunda?
Persiapan untuk apakah jadwal rutin ke salon (pedicure, medicure, hair care,
skin care), ke fitness center, atau ke cafe?
Sudah seimbangkah antara besaran anggaran persiapan ibu dan bunda?

--

Seperti yang disampaikan dengan lugas oleh Bunda Neno Warisman dalam
buku *Semua
Ayah Adalah Bintang*, "Belah jiwa ayah, kaum ibu ini, dengan semua
pemberdayaannya ... termehek-mehek sudah....! Itu bahasa yang paling jujur.
Kaum ibu yang sudah pontang-panting, baik yang setengah mati maupun satu
mati, atau 3 mati sekalipun, tetap tidak akan optimal mewujudkan generasi
yang berkwalitas dan seimbang tanpa kehadiran ayah, baik secara fisik,
psikologis maupun ruhani." Benar. Benar sekali apa yang dikatakan Bunda
Neno. Peran pengasuhan adalah peran ayah dan bunda. Anak adalah hasil upaya
dan harapan bersama, maka keberhasilan pengembangannya menjadi tanggung
jawab bersama. Thus, kenapa sekarang menjadi kewajiban monopoli bunda!

Menjelang hari Ibu (saya lebih menyukai dengan istilah hari Bunda) ini, saya
ingin mengajak kaum lelaki untuk menjadi ayah (bukan bapak). Ayah adalah
bapak yang memainkan peran dirinya dengan optimal bagi terbangunnya karakter
keluarga (anak dan istri) yang baik. Juga bagi para calon bapak, adalah
sangat penting dan sangat menentukan segala persiapan atau abai Anda dalam
menyongsong hari jadi bapak. Saya menyaksikan, banyaknya kegagalan dalam
mewujudkan visi keluarga yang bahagia adalah karena abainya banyak pasangan
dalam mempersiapkan diri menjadi ayah-bunda. Bukankah gagal mempersiapkan
berarti mempersiapkan kegagalan?

Kegagalan menciptakan keluarga memiliki dampak pada lemahnya fondasi
masyarakat. Dan itu berarti kita sedang membangun bangsa ini pada fondasi
yang rapuh tak berkarakter.

Selamat Hari Bunda

Dari Ayah yang merindukan adanya hari Ayah

From the note of Syarif Niskala

surat cinta buat ukhti

semoga selalu bisa menjadi renungan,,,
sebuah pesan dari seorang teman terbaik yang selalu ada kemauan untuk mengingatkan,,,
dari seorang teman yang telah memberikan banyak pengetahuan yang ndak akan pernah saya duga,,,
seorang teman terbaik yang pernah saya kenal,, yang saya pernah temui,,

sekaligus pesan ini saya sampaikan untuk permintaan maaf kepada seorang teman yang sekarang ada di UNAIR,, semoga beliau bisa bahagia selalu dengan pasangannya yang sekarang,, sampai akhir hayat memisahkan,,, maafkan saya ya,, karena sudah sempat merusak kehidupan,menjerumuskan dan mengganggu,,, ^_^

semoga bisa menjadi pelajaran untuk kita semua,...
AMINN,,
malinda sayang semuanya karena ALLAH,,,
---- Pesan Diteruskan ----
Dari: suryati
Kepada: DT-JKT
s.com>
Terkirim: Sel, 1 Desember, 2009 11:59:48
Judul: [daarut-tauhiid] surat cinta untuk ukhti





surat cinta
untuk ukhti

========

Ukhti....

Besarnya kerudungmu tidak menjamin sama dengan besarnya semangat jihadmu menuju
ridho Tuhanmu, mungkinkah besarnya kerudungmu hanya digunakan sebagai fashion
atau gaya jaman sekarang, atau mungkin kerudung besarmu hanya di jadikan alat
perangkap busuk supaya mendapatkan ikhwan yang diidamkan.., bahkan bisa jadi
kerudung besarmu hanya akan dijadikan sebagai identitasmu saja, supaya bisa
mendapat gelar akhwat dan dikagumi oleh banyak ikhwan.

Ukhti....

Tertutupnya tubuhmu tidak menjamin bisa menutupi aib saudaramu, keluargamu
bahkan diri antum sendiri, coba perhatikan sekejap saja, apakah aib saudaramu,
teman dekatmu bahkan keluargamu sendiri sudah tertutupi, bukankah kebiasaan
buruk seorang perempuan selalu terulang dengan tanpa disadari melalui
ocehan-ocehan kecil sudah membekas semua aib keluargamu, aib sudaramu, bahkan
aib teman dekatmu melalui lisan manismu.

Ukhti....

Lembutnya suaramu mungkin selembut sutra bahkan lebih daripada itu, tapi
akankah kelembutan suara antum sama dengan lembutnya kasihmu pada saudaramu,
pada anak-anak jalanan, pada fakir miskin dan pada semua orang yang
menginginkan kelembutan dan kasih sayangmu.

Ukhti....

Lembutnya parasmu tak menjamin selembut hatimu, akankah hatimu selembut salju
yang mudah meleleh dan mudah terketuk ketika melihat segerombolan anak-anak
palestina terlihat gigih berjuang dengan berani menaruhkan jiwa dan raga bahkan
nyawa sekalipun dengan tetes darah terakhir, akankah selembut itu hatimu
ataukah sebaliknya hatimu sekeras batu yang ogah dan cuek melihat ketertindasan
orang lain.

Ukhti…

Rajinnya tilawahmu tak menjamin serajin dengan shalat malammu, mungkinkah
malam-malammu dilewati dengan rasa rindu menuju Tuhanmu dengan bangun ditengah
malam dan ditemani dengan butiran-butiran air mata yang jatuh ke tempat sujud
mu serta lantunan tilawah yang tak henti-hentinya berucap membuat setan
terbirit-birit lari ketakutan, atau sebaliknya, malammu selalu diselimuti
dengan tebalnya selimut setan dan di nina-bobokan dengan mimpi-mimpi jorokmu
bahkan lupa kapan bangun shalat subuh.

Ukhti....

Cerdasnya dirimu tak menjamin bisa mencerdaskan sesama saudaramu dan
keluargamu, mungkinkah temanmu bisa ikut bergembira menikmati ilmu-ilmunya
seperti yang antum dapatkan, ataukah antum tidak peduli sama sekali akan
kecerdasan temanmu, saudaramu bahkan keluargamu, sehingga membiarkannya begitu
saja sampai mereka jatuh ke dalam lubang yang sangat mengerikan yaitu
maksiat....! !!

Ukhti....

Cantiknya wajahmu tidak menjamin kecantikan hatimu terhadap saudaramu, temanmu
bahkan diri antum sendiri, pernahkah antum menyadari bahwa kecantikan yang
antum punya hanya titipan ketika muda, apakah setelah tujuh puluh tahun kedepan
antum masih terlihat cantik, jangan-jangan kecantikanmu hanya dijadikan
perangkap jahat supaya bisa menaklukan hati ikhwan dengan senyuman-senyuman
busukmu.

Ukhti....

Tundukan pandanganmu yang jatuh ke bumi tidak menjamin sama dengan tundukan
semangatmu untuk berani menundukkan musuh-musuhmu, terlalu banyak musuh yang
akan antum hadapi mulai dari musuh-musuh islam sampai musuh hawa nafsu
pribadimu yang selalu haus dan lapar terhadap perbuatan jahatmu.

Ukhti....

Tajamnya tatapanmu yang menusuk hati, menggoda jiwa tidak menjamin sama dengan
tajamnya kepekaan dirimu terhadap warga sesamamu yang tertindas di Palestina,
pernahkah antum menangis ketika mujahid-mujahidah kevil tertembak mati, atau
dengan cuek bebek membiarkan begitu saja, pernahkah antum merasakan bagaimana
rasanya berjihad yang dilakukan oleh para mujahid-mujahidah teladan.

Ukhti....

Lirikan matamu yang menggetarkan jiwa tidak menjamin dapat menggetarkan hati
saudaramu yang senang bermaksiat, coba antum perhatikan dunia sekelilingmu
masih banyak teman,saudara bahkan keluarga antum sendiri belum merasakan
manisnya islam dan iman mereka belum merasakan apa yang antum rasakan, bisa
jadi salah satu dari keluargamu masih gemar bermaksiat, berpakaian seksi dan
berperilaku binatang yang tak karuan, sanggupkah antum menggetarkan hati-hati
mereka supaya mereka bisa merasakan sama apa yang kamu rasakan yaitu betapa
lezatnya hidup dalam kemuliaan islam.

Ukhti....

Tebalnya kerudungmu tidak menjamin setebal imanmu pada sang Kholikmu, antum
adalah salah satu sasaran setan durjana yang selalu mengintai dari semua
penjuru mulai dari depan belakang atas bawah semua setan mengintaimu, imanmu
dalam bahaya, hatimu dalam ancaman, tidak akan lama lagi imanmu akan
terobrak-abrik oleh tipuan setan jika imanmu tidak betul-betul dijaga olehmu,
banyak cara yang harus antum lakukan mulai dari diri sendiri, dari yang paling
kecil dan seharusnya di lakukan sejak dari sekarang, kapan lagi coba....??!!

Ukhti....

Putihnya kulitmu tidak menjamin seputih hatimu terhadap saudaramu, temanmu
bahkan keluargamu sendiri, masihkah hatimu terpelihara dari berbagai penyakit
yang merugikan seperti riya dan sombong, pernahkah antum membanggakan diri
ketika kesuksesan dakwah telah diraih dan merasa diri paling waaah, merasa diri
paling aktif, bahkan merasa diri paling cerdas diatas rata-rata akhwat yang
lain, sesombong itukah hatimu, lalu dimanakah beningnya hatimu, dan putihnya
cintamu.

Ukhti.....

Rajinnya ngajimu tidak menjamin serajin infaqmu ke mesjid atau mushola,
sadarkah antum kalo kotak-kotak nongkrong di masjid masih terlihat kosong dan
mengkhawatirkan, tidakkah antum memikirkan infaq sedikit saja, bahkan kalaupun
infaq, kenapa uang yang paling kecil dan paling lusuh yang antum masukan,
maukah antum diberi rizqi sepelit itu.

Ukhti....

Rutinnya halaqahmu tidak menjamin serutin puasa sunah senin-kamis yang antum
laksanakan, kejujuran hati tidak bisa dibohongi, kadang semangat fisik begitu
bergelora untuk dilaksankan tapi, semangat ruhani tanpa disadari turun drastis,
puasa yaumul bith pun terlupakan apalagi puasa senin-kamis yang dirasakan
terlalu sering dalam seminggu, separah itukah hati antum, makanan fisik yang
antum pikirkan dan ternyata ruhiyah pun butuh stok makanan, kita tidak pernah
memikirkan bagaimana akibatnya kalau ruhiyah kurang gizi.

Ukhti....

Manisnya senyummu tak menjamin semanis rasa kasihmu terhadap sesamamu, kadang
sikap ketusmu terlalu banyak mengecewakan orang sepanjang jalan yang antum
lewati, sikap ramahmu pada orang antum temui sangat jarang terlihat, bahkan
selalu dan selalu terlihat cuek dan menyebalkan, kalau itu kenyataanya
bagaimana orang lain akan simpati terhadap komunitas dakwah yang memerlukan
banyak kader, ingat!!! Dakwah tidak memerlukan antum tapi... antumlah yang
memerlukan dakwah, kita semua memerlukan dakwah.

Ukhti....

Rajinnya shalat malammu tidak menjamin keistiqomahan seperti Rasulullah SAW
sebagai panutanmu.

Ukhti....

Ramahnya sikapmu tidak menjamin seramah sikapmu terhadap sang Kholikmu,
masihkah antum senang bermanjaan dengan Tuhanmu dengan shalat dhuhamu, shalat
malammu?

Ukhti....

Dirimu bagaikan kuntum bunga yang mulai merekah dan mewangi, akankah nama
harummu disia-siakan begitu saja dan atau sanggupkah antum ketika sang mujahid
akan segara menghampirimu.

Ukhti....

Masih ingatkah antum terhadap pepatah yang masih terngiang sampai saat ini
bahwa akhwat yang baik hanya untuk ikhwan yang baik, jadi siap-siaplah sang
syuhada akan menjemputmu dipelaminan hijaumu.

Ukhti....

Baik buruk parasmu bukanlah satu-satunya jaminan akan sukses masuk dalam surga
Rabbmu. Maka, tidak usah berbangga diri dengan parasmu yang molek, tapi berbanggalah
ketika iman dan taqwamu sudah betul-betul terasa dan terbukti dalam hidup
sehari-harimu.

Ukhti....

Muhasabah yang antum lakukan masihkah terlihat rutin dengan menghitung-hitung
kejelekan dan kebusukan kelakuan antum yang dilakukan siang hari, atau bahkan
kata muhasabah itu sudah tidak terlintas lagi dalam hatimu, sungguh lupa dan
sirna tidak ingat sedikitpun apa yang harus dilakukan sebelum tidur, antum
tidur mendengkur begitu saja dan tidak pernah kenal apa itu muhasabah sampai
kapan akhlak busuk mu dilupakan, kenapa muhasabah tidak di jadikan sebagai
moment untuk perbaikan diri bukankah akhwat baik yang hanya akan mendapatkan
ikhwah yang baik.

Ukhti....

Pernahkah antum bercita-cita ingin mendapatkan suami ikhwan yang ideal, wajah
yang manis, badan yang kekar, dengan langkah tegap dan pasti, bukankah apa yang
antum pikirkan sama dengan yang ikhwan pikirkan yaitu ingin mencari istri yang
solehah dan seorang mujahidah, kenapa tidak dari sekarang antum mempersiapkan
diri menjadi seorang mujahidah yang solehah.

Ukhti.....

Apakah kebiasaan buruk wanita lain masih ada dan hinggap dalam diri antum,
seperti bersikap pemalas dan tak punya tujuan atau lama-lama nonton tv yang
tidak karuan dan hanya akan mengeraskan hati sampai lupa waktu, lupa bantu
orang tua, kapan akan menjadi anak yang biruwalidain, kalau memang itu terjadi,
jadi sampai kapan, mulai kapan antum akan mendapat gelar mujahidah atau akhwat
solehah.

Ukhti....

Apakah pandanganmu sudah terpelihara, atau pura-pura nunduk ketika melihat
seorang ikhwan dan terlepas dari itu matamu kembali jelalatan layaknya mata
harimau mencari mangsa, atau tundukan pandanganmu hanya menjadi alasan belaka
karena merasa berkerudung besar.

Ukhti....

Hatimu di jendela dunia, dirimu menjadi pusat perhatian semua orang, sanggupkah
antum menjaga izzah yang antum punya, atau sebaliknya antum bersikap acuh tak
acuh terhadap penilaian orang lain dan hal itu akan merusak citra akhwat yang
lain, kadang orang lain akan mempunyai persepsi disamaratakan antara akhwat
yang satu dengan akhwat yang lain, jadi kalo antum sendiri membuat kebobrokan
akhlak maka akan merusak citra akhwat yang lain.

Ukhti....

Dirimu menjadi dambaan semua orang, karena yakinlah preman sekalipun, bahkan
brandal sekalipun tidak menginginkan istri yang akhlaknya bobrok tapi semua
orang menginginkan istri yang solehah, siapkah antum sekarang menjadi istri
solehah yang selalu di damba-dambakan oleh semua orang.

dari blog seorang teman

Jadikanlah Sabar dan Shalat Sebagai Penolongmu. Dan Sesungguhnya Yang Demikian itu Sungguh Berat, Kecuali Bagi Orang-Orang yang Khusyu [ Al Baqarah : 45 ]

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_..___
Reply to sender | Reply to group
Messages in this topic (1)
Recent Activity:

* New Members 26

Visit Your Group Start a New Topic
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================

Rabu, 23 September 2009

facebook

lagih booming banget.
mpe rasanya kalo gag punya 'fb' (nama keren dari facebok) dikiranya katroks bin ndeso..
apa kalian juga mikir kayak gitu?
yang bikin sebel lagi,kalo ada tipe orang yang suka bnget posting status,lagi d mana,ngapain,ama sapa,hadooh gilaaaa...
emang artis?
emang orang" perduli ya ama apa yang mreka lakuin?
terkadang juga posting status juga nunjukin tingkat edukasi orang tersebut..
malu gag sih,tiap menit posting status GJ yang akhirnya malah bikin semua orang menyimpulkan kalo 'si empunya' status itu LEBIH BANYAK NGANGGUR a.k.a GAG PRODUKTIF -walopun dia berstatus mahasiswa-..
hwaaaaaaaaahhh,,, perlu mikir panjang cuy buat nglakuin apa yang akan kita lakukan...

Rabu, 01 April 2009

video convrence

waaa.....!!!

hari ini ada kul umum pake video convrence....!!!

tau gak ama sapa?

ketua mahkamah agung..!!!

mahfudz MD!!

kuliah hukum tata negara buat S3 tapi bab.nya konstitusi...

seneng de...

sualnya besok ituh mau ada diskusi masalah konstitusi...

hahahhaa...!!!

bocoran bro...!!

lumayan tadi dapet sejarah konstitusi bab. yang bakal aku bahas besok...

mmmm...tapi masi repot ni..

buat bocoran sejarah konstitusinya aku uplud besok ajah iah ....

hehehe....

peace...

tar pasti aku uplud kug...

dah ah,ni mau mulai acara CHARITY NIGTH 4 SITU GINTUNG....

dadah..

besok crita agyh iah...